Postingan

Menampilkan postingan dari 2011

Cleaning Service

Hari ini, Sabtu tgl 31 Desember 2011 saya menerima gaji yang ketiga kalinya, itu menandakan bahwa saya sudah berada di kantor Tiki ini selama tiga bulan lebih. Mengapa lebih?? karena saya masuk pada tgl 25 September 2011 dan itu lebih lima hari tepatnya. Saya terhitung baru dan menandakan bahwa gajipun relatif renda tidak penuh seperti yang lain. Hitungan penggajian dengan sistem haian per harinya 25000 rupiah. Tapi saya masih bingung, menurut perhitungan saya mestinya bulan ini mendapat 675000 rupiah tapi pada nyatanya 625000 rupiah yang tertangkap tangan. Yang menjadi nilai minus dimata kami mengapa setiap gajian yang tisak sesuai denga semestinya tidak diberitahukan keapada yang bersangkutan. Apalah hendak dikata memang semua itu sedah terjadi. saya mendapati janji sang atasan PT.CV.TIKI bahwa saya ataupun yang lain akan menerima gaji penuh ketika sudah melampau tiga bulan dan kini saya sudah melampauinya. Keraguan masih menyelimuti pikiran saya. Lagi-lagi kita mengacu pada realita,

Serabutan

Tidak salah bila beranggapan bahwa kenyamanan dalam bekerja adalah segalahnya. Keiklasan dalam mengupayakan suatu hal akan mendapatkan hasil yang memuaskan. Ketenangan pikirandan batin menjadikan pekerjaan yang berat dapat dilakoni meski dengan kerja keras. Tetapi dibalik kerja keras itu ada kenikmatan tersenderi karena dilakukan seirama denganhati kita. Begitu juga dengan sebaliknya bekerja tanpa dilandasi keiklasan akan membuat diri ikita enggan berbuat, walau hal itu terbilang mudah. Hal sekecil apapun bila tidak ada kemauan untuk melakukan itu, seolah tubuh menanggung beban yang amat berat dan lemas. Kalau orang jawa bilang aras-arasen/gak doyo . Entah pekerjaan yang berat atau memang diri saya yang terlalu manja. Serba dibantu oleh orang lain tidak melakukan secara mandiri. Ini membuatku sempat termenung cukup lama untuk memikirkan hal itu. Tarasa bimbang dan galau aku mencoba untuk menghaturkanya. Mencoba melepaskan kejenuhan, kepenatan dak ketidak

Jangan Menyerah

depok, minggu 9-10-2011 “tak ada manusia yang terlahir sempurna, jangan kau sesaliapa yang telah terjadi,,”. Lirik lagu di atas diambil dari band papan atas di negeri kita ini dengan judul “Jangan Menyerah” oleh D’masiv. Bahwa setiap manusia terlahir ketidak sempurnaannya dan kita tidak boleh menyesali itu semua. Mungkin aku perlu menambahkan sedikit pengalaman pribadi saya yang erat kali dengan lirik lagu diatas. Sekedar untuk berbagi, toh tidak ada buruknya dan mungkin dapat dijadikan suatu pertimbangan apabila ada di antara kalian yang sedang mengalami ujian kehidupan. Tak perlu banyak cakap, langsung saja kecerirta. Ketika itu aku masih bersekolah disalah satu sekolah di kota Bojonegoro yaitu SMAN 2 Bojonegoro tepatnya kelas X-7. Situasi keluargaku saat itu sangt pelik, secara otomatis saya pun merasakan efek dari konflik tersebut. Selama sekolah disana saya tinggal bersama budhe saya yang bernama Sulastri ibu dari mz rokhim. Saya terolong bukan anak y

sulistyono

Sulistyono, sebuah nama yang simpel namun sarat akan makna. seorang pemuda kelahiran lamongan desa mejeruk ini satu ankatan denganku. dirinya adalah anak pertama dari dua bersaudarah yang terlahir berkat hubungan manusiawi dari pasangan bpk. Sueb dan ibu Sriah. Adiknya perempuaanya yang kerap aku panggil Lilis itu dapat dikatakan memiliki paras yang menawan. pemuda itu berasal dari SMPN 2 Lamongan yang letaknya berada di jl.Veteran. kini kau menuntut ilmu di Universitas Brawijaya. masih teringat jelas ketika aku pertama kali masuk dalam ekstra PALA (Pencinta Alam) berjabat tangan dengannya dan mengaku sebagai Tyo. tetapi dirinya lebih populer dipanggil dengan panggilan Sulis. Dalam organisasi Pala kerap kali dijuluki "Olga" tapi dia tidak gampang untuk berciut hati. Meski banyak yang mengaatakan dia lelaki setengah matang tapi harus diakui bahwa keteguhan prinsip dan kesetiaannya patut diacungi jempol. dan aku sangat bersyukur kepada Allah telah menghadirkan sosoknya dalam

Pengais Rizeki

Assalamualaikum wr.wb. Telah lama aku tak mengutak-atik blogku ini, telah lama pula aku tidak menggoreskan kisah-kisah perjalanan hidupku. Semua lika-liku kehidupan belum sempat aku ukir dan aku abadikan dalam blog ini. Seperti lirik lagu dalam almh. Aldarisama bahwa hidup ini adalah panggung sandiwara yang ceritanya mudah berubah. Kita harus siap dengan peran yang kita jalani sesuai dengan tuntutan skenario yang telah lama digariskan. Aku mencoba mensyukuri apa yang telah aku dapatkan meski itu hal yang kecil. Aku teringat dengan kata dalam seponsor yang muncul dilayar kaca "apapun bila disyukuri pasti ada saja niknatnya" dan itu yang membuatku sedikit lebih tegak. Dikala itu aku baru saja lulus dari SMA th ini(2011) dan langsung pindah ke Depok agar aku bisa hidup bersama anggota keluarga yang lain. Aku masih belum bisa menghasilkan uang sendiri, aku belum memiliki pekerjaan yang pasti. Sebelum beberapa hari datangnya bulan ramadhan aku putuskan untuk terjun didunia pinggir

Bajing Loncat

Seusai lulus Sekolah Menengah Atas (SMA), saya langsung menyusul keluarga di nkota Depok Jawa Barat. Ibu yang dari dua tahun lalu sudah meninggalkan saya rindu akan kehadiranku, begitu juga sebaliknya. Wajar rasa rindu itu timbul diantara anak dan ibu yang telah lama berpisah. Kakak perempuan saya juga tinggal di Depok. Kelurga saya hijrah ke Depok bukan tanpa sebab. Mereka pindah lantaran ada suatu masalah yang pelik dengan terpaksa lari ke Kota Depok. Semenjak ibu pindah, disitulah awal mula prang tua saya menggeluti dunia pinggiran Ibu saya m