Renungan Malam

Saat bulan purnama datang menghampiriku,kesinyianpun datang
Pada saat itu pula aku teringat akan indahnya lekukan wajahmu
Dapat aku nayanbgkan bagaimana engkau mengatakan,
" Aku tak bisa menolak tawaranmu,,,, "
DI disitu pula aku dapat merasakan bagaimana mencintai dan dicintai
Semua terasa indah, dunia terasa milik kita berdua tak ada yang mengganggu kita

Namun ketika engkau mengatakan "tidak" hati terasa teriris,
Teriris dengan ketajaman cintamu yang yang menyakitkan
Dan disaat itu aku tahu bahwa cinta itu tidak kekal dan abadi.
Cinta itu hampa, cinta itu hanya rasa yang hinggap sejenak dihati kita.

Dan kini,,,,,,,,,
Di malam yang sunyi tiada berarti, aku sendiri terpuruk sepi
Dewi malam menatapku dengan wajah muram
Kecantikan yang tak di tunjukkan seperti baiasanya
Tiada kesan dalam hal itu, selain kusut tak berarti
Waktu berlalu dengan ke egoisannya

Dewi malam mulai tertutup dengan gumpalan awan yang pekat
Pekatnya awan melebihi gelapnya malam
Sedikit demi sedikit sang rembulanpun terkikis oleh awan pekat kelabu
Semakin lama waktu berlalu semakin gelap pula suasana hatiku

Tak kusadar hujan mengguyurku sehingga aku tersadar dari lamunanku itu
Dan aku bependapat bahwa cinta itu tak hampa,,,,,
Cinta tidak hanya pada satu orang saja
Aku tidak boleh larut dalam kesedihan terus
Cinta itu memang sulit dimengerti dan dipahami
Tapi kita hidup di dunia itu butuh cinta, hidup tanpa cinta bagai taman tak berbunga

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Acute Sickness Mountain (AMS) dan Cara Mengatasinya

Pengais Rizeki

Pagi yang Basah